Sabtu, 28 April 2012

Penyakit Pertama Si Buah Hati



Sakit pertama yang diderita bayi biasanya membuat orang tua cemas. Mengenali gejala penyakit sangat membantu memutuskan tindakan yang tepat pada waktu yang tepat. Semoga informasi berikut dapat membantu Anda mengenali penyakit si kecil. 

1. Batuk-Pilek
Gejala : Hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam. Penyakit ini bisa muncul sepanjang tahun.

Perawatan : Bila sangat mendesak (misalnya bayi tidak dapat bernapas), beri obat tetes hidung 1-2 tetes di setiap lubang hidung. Lalu keluarkan lendir dengan \'bola penyedot\'. Bila lendir sudah mengeras, Anda bisa memakai obat tetes hidung untuk melunakkannya. Saat bayi tidur, posisikan kepala lebih tinggi dari badan, atau telungkupkan badannya. Untuk mengurangi penyumbatan hidung, jauhkan bayi sementara dari ruangan ber-AC.

Durasi : 2-3 hari. Jika batuk berlangsung lebih dari 3 hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

2. Infeksi Telinga

Gejala : jika infeksi sudah sampai di telinga bagian tengah, bayi akan merasa nyeri, terutama di malam hari sehingga menjadi rewel. Bayi juga akan mengalami demam ringan atau sangat tinggi, letih, dan mudah marah. Telinganya mungkin mengeluarkan bau tak sedap.

Perawatan : Jangan mencoba merawat sendiri. Segera bawa ke dokter dan gunakan obat tetes telinga jika diresepkan, secara teratur.

Durasi : 2-3 hari

3. Diare

Gejala : Muntah, tanpa atau disertai demam. Tinja encer dengan frekuensi pengeluaran lebih dari 3 kali sehari.

Perawatan : Tingkatkan pemberian ASI. ASI mengandung bahan yang mampu membunuh mikroorganisme penyebab diare. Jika bayi sudah diberi makanan selain ASI, ubah pola makannya dengan mengurangi makanan padat atau susu formula. Jika ingin memberi obat anti diare, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter.

Durasi : 2-3 hari. Diare yang parah (frekuensi lebih dari 3 kali) sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar tubuh bayi tidak kekurangan cairan.

4. Batuk Disertai Sesak Napas

Gejala : Susah bernapas, terdengar suara mendecit dan batuk terus menerus dan kadang disertai demam.

Perawatan : Untuk melegakan pernapasan bayi, gunakan uap air hangat. Jika memungkinkan, ajak bayi berjalan-jalan ke luar rumah. Jika sesak napas tak berkurang 20 menit setelah diberi pertolongan, bawalah bayi ke dokter.

Durasi : 2 hari.

5. Muntah

Gejala : Bayi mengeluarkan kembali susu yang diminumnya.

Perawatan : Sendawakan bayi, ubah posisi tidurnya agar perut tidak tertekan. Jika bayi sering muntah atau terlihat membiru, bawa segera ke dokter.

Durasi : 1 hari.

6. Sakit Tenggorokan

Gejala : sukar menelan, kadang disertai demam ringan.

Perawatan : Jika bayi sudah mulai deberi makanan pendamping ASI, beri ia makanan dan minuman yang bersifat mendinginkan, misalnya jus buah, sayur bening. Pastikan bukan makanan atau minuman yang asam.

Durasi : 2 hari.

7. Alergi

Gejala : Tergantung bagian tubuh atau sistem tubuh bayi yang meradang karena sensitivitas yang tinggi. Jadi bisa saja berupa bercak kemerahan, bintik-bintik, dan sebagainya.

Perawatan : Singkirkan faktor penyebab alergi. Tanyakan pada dokter kemungkinan untuk memanipulasi lingkungan bayi, yaitu menggunakan bahan penyebab alergi pada bayi dan dosisnya diperbesar secara bertahap sehingga bayi tidak sensitif lagi.

Durasi : 2-3 hari

8. Sembelit

Gejala : jarang buang air besar, tinja keras, dan sulit dikeluarkan. Kadang tinja disertai dengan darah. Bayi rewel karena merasa tak enak pada perutnya.

Perawatan : Lakukan perubahan pola makan. Kurangi konsumsi makanan padat dan perbanyak asupan cairan. Jika usia bayi di atas 6 bulan, mulailah memberikan sayuran.

Durasi : 3 hari

9. Infeksi Saluran Kemih

Gejala : Panas tinggi, saat buang air kecil bayi menangis atau mengejan. Jumlah air seni sedikit, tapi pengeluaran sering.

Perawatan : Tambahkan volume minum bayi. Jika bayi masih mendapatkan ASI eksklusif, tingkatkan frekuensi menyusu.

Durasi : 2 hari.

10. Ruam Popok

Gejala : kulit kasar, terdapat lingkaran di sekeliling popok seperti luka kecil.

Perawatan : Pastikan kulit bayi selalu dalam keadaan bersih dan kering. Kalau perlu, oleskan salep antijamur.

Durasi : 2-3 hari.
 Sumber : DechaCare

Tips Membuat Anak Pintar

Ada banyak hal yang bisa membuat anak menjadi lebih pintar, tentunya selain dengan belajar di sekolah. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih pintar, seperti


1. Bermain permainan yang berpikir
Catur, teka-teki silang dan sudoku selain menyenangkan juga mendukung strategi berpikir anak-anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan yang kompleks.


2. Bermain musik
Bermain musik selain menyenangkan juga bisa merangsang pertumbuhan otak kanan. Menurut sebuah studi di Universitas Toronto, diadakannya pelajaran musik bisa memberikan keuntungan dalam meningkatkan IQ anak dan performa akademisnya. Semakin lama waktu yang digunakan untuk bermain musik maka efek yang dihasilkan juga semakin besar.


3. Pemberian ASI
ASI merupakan makanan otak yang paling dasar. Peneliti secara konsisten terus menunjukkan berbagai macam keuntungan ASI yang behubungan dengan pertumbuhan bayi. Anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif akan memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi ASI hanya beberapa bulan saja.


4. Membiasakan berolahraga
Para peneliti di Universitas Illinois menunjukkan hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik di antara anak-anak sekolah dasar. Semakin bugar badan sang anak maka kemampuan dalam menerima pelajaran juga meningkat. Sebaiknya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik atau organisasi olahraga tertentu sesuai dengan minat anak.


5. Menyingkirkan makanan siap saji
Mengurangi asupan gula, lemak trans dari makanan siap saji dan menggantinya dengan makanan bergizi tinggi yang baik untuk perkembangan mental anak usia dini serta berfungsi dalam perkembangan motorik anak pada usia 1-2 tahun pertama. Contohnya anak-anak memerlukan zat besi untuk perkembangan jaringan otak yang sehat, anak yang kekurangan zat besi akan lambat dalam menerima rangsangan.


6. Mengembangkan rasa ingin tahu
Para ahli mengatakan orang tua yang menunjukkan rasa ingin tahunya pada anak akan mendorong anak untuk mencari ide-ide baru, sehingga merangsang anak untuk berpikir. Mengajari anak keterampilan baru serta pendidikan di luar rumah juga bisa mengembangkan rasa ingin tahu anak dan intelektualnya.


7. Budayakan membaca
Membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia. Cara ini bisa dimulai dengan sering membacakan anak dongeng sebelum tidur dan sering-seringlah memberikan anak hadiah buku yang bisa menarik perhatiannya.


8. Mengajarkan kepercayaan diri
Orang tua sebaiknya meningkatkan semangat dan optimisme anak-anak. Berpartisipasi dalam tim olahraga atau kegiatan sosial akan membantu meningkatkan kepercayaan diri sang anak diantara teman-temannya.


9. Memberikan sarapan yang sehat
Para peneliti meyakinkan bahwa mengonsumsi sarapan yang sehat akan meningkatkan memori dan konsentrasi anak dalam belajar. Anak-anak yang tidak dibiasakan sarapan cenderung lebih mudah marah dan kurang konsentrasi pada waktu belajar, sementara anak yang sarapan akan tetap fokus dan bergerak selama jam sekolah

Sumber : www.balita-anda.com



Jumat, 27 April 2012

9 Kesalahan Ibu Baru


Sebagai ibu baru, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik buat si buah hati. Namun, secara tak sadar, Anda kerap melakukan hal-hal yang mestinya bisa Anda hindari. Berikut inisembilan hal yang biasa dilakukan ibu baru. Jangan tiru, hindarilah!
1. Terlalu mendengar nasihat orang lain
Dalam minggu-minggu pertama sebagai ibu baru, Anda merasa gugup. Anda memerlukan betul masukan dari orang-orang di sekitar yang Anda kenal baik. Orang-orang di sekitar Anda pun cenderung memberi nasihat kepada orang tua baru seperti Anda. Ibu mertua, wah ini dia, mungkin menasihati agar Anda sebaiknya tidur dengan bayi Anda. Sebaliknya, kakak kandung Anda melarangnya. Anda pun bingung dibuatnya.
Alvin Rosenfels , M.D ., psikiater anak dan penulis buku Hyper-Parenting mengatakan, “Jika mengikuti setiap nasihat orang lain, Anda menghilangkan semua daya kreativitas Anda.” Ingatlah, intuisi sebagai orang tua adalah petunjuk terbaik bagi langkah yang akan Anda ambil.
2. Mengharap pasangan mengerti kelelahan Anda
Setelah hari yang panjang dalam merawat anak (menyusui, menggendong, mengganti popok dan sebagainya), Anda merasa semestinya pasangan mengerti kelelahan Anda. Anda tampaknya perlu sepakat dengan pasangan untuk berbagi tugas dalam mengurus si kecil. Jangan pula lupa menyempatkan pergi berdua untuk lebih mendekatkan hubungan Anda dan pasangan.
3. Berkorban tiada batas
Menyediakan waktu untuk diri sendiri perlu bagi ketenangan jiwa. Memang, Anda wajib merawat si kecil yang masih amat tergantung pada Anda. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukan hal lain yang menyenangkan. Misalnya, menelepon teman lama atau keluar rumah untuk berbelanja atau berolahraga.
Elizabeth Silk , psikoterapis asal New York, Amerika Serikat, berkata “Jika jiwa gembira, Anda akan menjadi orang tua yang lebih baik.” Walaupun Anda merasa nyaris tak ada waktu untuk diri sendiri, curilah waktu barang satu-dua jam untuk melakukan hobi yang Anda senangi. Mendengarkan musik, misalnya.
4. Tidak percaya pasangan dapat merawat anak
Melihat suami memandikan si kecil, mungkin terbersit rasa khawatir, “Bisa enggak sih dia mandiin Dino?” Anda merasa lebih punya hak dan lebih terampil dalam mengasuh anak. Daripada memberi kritik, memberi perintah atau mendekat setiap kali suami merawat anak, lebih baik biarkan pasangan melakukannya sendiri. Mengasuh si kecil berdua tentu lebih menguntungkan daripada sendiri.
5. Cepat cemas
Wajar saja jika si kecil kadangkala tertular penyakit ringan seperti batuk, diare, dan demam. Hal ini tak perlu membuat Anda cemas berlebihan, seakan ia terserang penyakit yang tak dapat disembuhkan. Sebaiknya, sadari bahwa orang tua tidak dapat mengontrol semua kehidupan anak. Ia sakit bukan berarti Anda lalai mengurusnya. Yang penting dilakukan, belajarlah dari setiap kondisi yang Anda hadapi, jangan panik, santai saja.
6. Membandingkan anak Anda dengan anak lain
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Sebaiknya jangan pernah membanding-bandingkan kecerdasan atau pertumbuhan anak Anda dengan anak orang lain. Masing-masing bayi berkembang sesuai kematangannya. Sepanjang pertumbuhannya masih berada di skala normal (yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat), Anda tak perlu cemas.
7. Tidak tidur siang
Mungkin Anda sering mendengar nasihat ini: tidur siang saat si kecil juga tidur. Ini benar! James Maas, Ph.D , penulis Power Sleep , menyebutkan bahwa orang tua baru kehilangan waktu tidurnya sebanyak 400 – 750 jam dalam 1 tahun pertama usia anaknya. Istirahat yang cukup membuat jiwa dan pikiran lebih tenang. Ini pun dapat membuat Anda lebih santai mengasuh si kecil.
8. Membuang uang untuk keperluan anak
Melihat lucunya si kecil, rasanya Anda ingin mendandaninya setiap waktu. Tak sadar, Anda menghabiskan uang untuk membeli keperluan anak seperti baju, sepatu, dan topi. Jika ingin belanja keperluan bayi, lebih baik Anda bertanya pada orang tua lain yang lebih berpengalaman. Mereka bisa memberitahu, misalnya, jangan terlalu banyak membeli baju karena badan si kecil toh bertumbuh terus.
9. Kehilangan waktu berharga
Di tahap awal kelahiran anak, Anda mungkin berpikir, “Saya tak mungkin melupakan saat-saat membahagiakan ini.” Ternyata, begitu disibukkan oleh segala urusan perawatan si kecil, Anda seperti lupa waktu. Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Tiba-tiba anak sudah mau masuk sekolah. Anda menyesal, mengapa tak menyimpan memorabilia? Karena itulah, Anda harus membuat jurnal perkembangan si kecil. Atau juga menyimpan foto-fotonya dalam album, menyimpan potongan rambutnya, dan sebagainya. Dengan begitu, kenangan mengenai perkembangan dan pertumbuhan si kecil dapat Anda buka kembali suatu hari kelak dengan penuh kebahagiaan.

Kamis, 26 April 2012

Demam Chikungunya


Cikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. 
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah menyingkirkan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam (mencapai 39C) diikuti dengan linu di persendian  terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.

Demam Berdarah


Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang biasanya masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.

Gejala demam berdarah
  • Demam 2-7 tinggi dan terus menerus (dengan obat demam hanya turun sebentar)
  • Nyeri perut, kadang disertai mual dan muntah
  • Tanda perdarahan, dari hidung (mimisan), mulut (gusi berdarah), petechie (bercak merah dibawah kulit yang tidak hilang jika kulit diregangkan), BAB warna hitam, muntah darah, dan lain-lain
  • Presyok, ditandai dengan nadi yang cepat dan halus, ujung tangan dan kaki dingin, jika diukur tensi jarak antara batas atas (sistole) dan batas bawah (diastole) kurang dari 20 mmHg (misal 80/65, jaraknya ‘tekanan nadi” hanya 15 mmHg).
  • Syok merupakan keadaan paling berat dari demam berdarah, yaitu darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat beredar dengan baik untuk memenuhi kebutuhan jaringan, sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan (bayangkan jika terkena jaringan otak, jantung, atau ginjal).
Apa yang akan dilakukan pada anak saya jika saya dirawat ?
  • Jika anak anda dirawat jangan berharap untuk diberi obat, kalau pun ada hanya obat penurun panas dan vitamin. Bahkan jika kondisi anak anda baik dan hasil periksa darah baik munkin anak anada hanya disuruh minum banyak (6-7 cc/kgBB/jam).
  • Jika anak anda berada pada fase banyak perdarahan, presyok atau syok barulah ada tindakan intervensi dengan pemberian cairan melalui infus bahkan dapat dengan pemberian transfusi darah.
  • Hal yang paling sering dikeluhkan orang tua, juga anaknya adalah pemeriksaan darah serial, tiap 4 jam, 6 jan, 8 jam, 12 jam, tergantung kebutuhan. Penyakit demam berdarah adalah penyakit yang sangat sulit diramalkan, sekarang baik, belum tentu 1 atau 2 jam lagi baik. Bahkan profesor yang paling pintar sekali pun tak dapat meramalkan tentang perjalanan penyakit demam berdarah, jika tidak melakukan pemeriksaan darah serial.
Yang perlu anda ketahu tentang demam berdarah ?
  • Dapat sembuh sendiri (self liminiting disese) setelah 7 hari. Virus dengue sudah punya perjajian hanya meyerang selama 7 hari.
  • Pada fase penyembuhan timbul rash kovalesens, yaitu kulit tampak berwarna kemerahan, ini merupakan fase penyembuhan.
  • Pola demam berdarah seperti pelana kuda, hari 1-3 demam tinggi, 4-6 demam turun, dan 7 suhu badan naik kembali.

Bahaya Mengkonsumsi Teh Untuk Bayi dan Balita


Bunda....sdh tau belum bahaya Teh utk BAYI & BALITA? yuk simak dimari .... :D  
Sejak dulu teh merupakan minuman favorit banyak orang. Selain rasanya yang menyenangkan, minum teh juga dipercaya dapat menimbulkan perasaan rileks, apalagi jika diminum bersama keluarga dan kerabat, teh menjadi teman asyik dalam setiap suasana kebersamaan. Lain halnya dengan orang dewasa konsumsi teh pada bayi atau balita sebaliknya justru memberi dampak buruk bagi mereka. Apa saja dampak negatif teh bagi bayi anda, yuks kita bahas!

Teh = Kafein
Banyak orangtua yang berpendapat bahwa memberi teh pada anak lebih baik dibanding memberi kopi lantaran kandungan kafein dalam teh lebih sedikit dibanding kopi. Anggapan tersebut ternyata dipatahkan oleh sebuah penelitian oleh IPB pada tahun 2007, yang menyatakan bahwa kadar kafein teh dan kopi ternyata relatif sama besar yakni o,6 persen.
Kafein sendiri membawa dampak buruk bagi pertumbuhan bayi anda, dimana zat ini bisa mempengaruhi susunan syaraf otak anak, dalam hal ini kafein mempengaruhi kerja sistem syarafnya. Kafein juga bisa membuat anak gelisah dan sulit tidur sementara bagi bayi dan balita tidur adalah aktifitas yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Kafein juga berbahaya bagi jantung si kecil, karena dapat merangsang pernafasan dan mengganggu kerja jantungnya.

Teh = Tannin
Selain kafein, teh juga mengandung zat berbahaya yang disebut Tannin. Tannin yang terkandung dalam teh dapat menurunkan penyerapan zat besi oleh tubuh. Mineral besi dalam teh akan diikat oleh Tannin, yang menimbulkan reaksi terbentuknya Tannat yang selanjutnya terbuang melalui feses, reaksi tersebut bisa menyebabkan anemia pada bayi. Asam Tannat dalam teh juga dapa mempengaruhi penyerapan vitamin B oleh tubuh, akibatnya bayi akan mengalami defisiensi vitamin yang dibutuhkan otak untuk proses tumbuh kembang.

Lebih lama mengendap
Kafein adalah zat yang mudah diserap oleh usus. Bahkan, lebih dari 99% kafein yang dikonsumsi akan segera diserap oleh darah dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh hingga ke otak. Sebaliknya kafein adalah zat yang tidak mudah dikeluarkan oleh tubuh melalui urin. Kadar kafein dalam darah akan lama mengendap sebelum nantinya terbuang bersama urin. Pada orang dewasa Dibutuhkan waktu hingga 5-6 jam untuk menggeluarkan setengah dari kadar kafein dalam darah. Sedangkan pada bayi membuthkan waktu hingga 14 jam untuk mengeluarkan kadar kafein. Hal tersebut dikarenakan tubuh bayi masih sukar memetabolisme kafein yang masuk.

Beban bagi ginjal
Fungsi organ-organ tubuh bayi belum sempurna, oleh karena itu memberikan teh pada bayi khususnya mereka yang berusia dibawah 6 bulan sangat mempengaruhi kinerja ginjalnya. Rasa sepat teh yang dikonsumsi oleh bayi anda akan memberatkan kerja ginjalnya dan mengganggu sistem penyerapan saluran cerna lainnya. Nah, jika sistem saluran cernanya sudah terganggu maka bisa dipastikan penyerapan nutrisi yang penting bagi pertumbuhannya akan terganggu pula. Kalau sudah begitu bukan tak mungkin proses tumbuh kembangnya akan terganggu.
Jadi, agar si kecil terhindar dari bahaya kafein dan Tannin, hindari memberinya teh, baik teh manis atau pun teh pahit. Rasa nikmat teh manis memang kadang disukai sikecil, namun jangan biasakan sikecil mengkonsumsi teh, apalagi dalam porsi yang berlebihan.
(Referensi dari Majalah Tumbuh Kembang Edisi 18)

Catatan : Kalau Bunda ingin memberikan Teh untuk sikecil, usahakan memberikan teh yg berasal dari bunga atau buah2an, bukan berasal dari daun teh seperti umumnya terdapat di negeri kita ini.

Selasa, 24 April 2012

Yuk Bicara ROTAVIRUS...

Apakah Rotavirus itu?
Rotavirus adalah penyakit menular yang menyebabkan terjadinya rotavirus gastroenteritis. Penyakit ini dapat menyerang tanpa ‘aba-aba’ dan cukup berbahaya terutama pada bayi. Bahkan di Australia, penyakit ini menjadi penyebab utama bayi-bayi harus dirawat inap. Tanpa penanganan serius, bayi di bawah enam bulan bisa meninggal.

Sebenarnya penyakit ini menyerang hampir setiap anak sebelum mereka berulang tahun ke-5. Namun lebih sering terjadi pada balita lebih kecil antara 6 bulan hingga 2 tahun.

Karena penyakit ini menular, sebaiknya anak yang sedang mengalami muntah dan diare dijauhkan dari saudaranya agar tidak menyebabkan anak lain di rumah juga menjadi sakit. Anak yang sudah bersekolah atau bersosialisasi di pusat aktivitas anak akan lebih mudah terkena karena tertular teman mereka.

Apakah gejalanya?
Biasanya, infeksi yang disebabkan rotavirus gastroenteritis menyebabkan demam, muntah-muntah, sakit perut dan diare encer yang berkepanjangan. Pada kasus yang berat, seorang anak dapat mengalami hingga 20 episode muntah dan diare di hari yang sama. Keadaan ini dapat berlangsung antara 3-9 hari.

Pada tubuh yang kecil, muntah dan diare menyebabkan tubuh kekurangan cairan sangat cepat dan membahayakan balita akibat dehidrasi parah. Pertanda dehidrasi antara lain badan lemah, susah bernafas, sulit minum, tangan dan kaki menjadi dingin dan menangis tanpa air mata.

Bagaimana mencegahnya?
Saat ini sudah tersedia imunisasi oral untuk mencegah Rotavirus. Imunisasi ini diberikan 3 kali saat bayi berusia 2, 4 dan 6 bulan. Seorang bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap (3 dosis) jika ingin terlindungi maksimal dari Rotavirus. Jadwal pemberiannya pun sangat ketat. Untuk dosis pertama harus diberikan saat anak berusia 2 bulan atau tidak lebih dari 12 minggu. Setelah usia ini, imunisasi ini tidak lagi efektif. (Penulis: Fina Khairaty/Foto: dok Feminagroup)

Menyapih batita secara bertahap paling baik

Penyapihan bertahap dibagi menjadi natural weaning/penyapihan alami (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak) serta mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya).  Nah, penyapihan alami yang paling dianjurkan karena dampak psikologisnya paling ringan.  Pada proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah.  Dengan penyapihan alami, semua ini bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.
Pada usia batita, anak juga mulai menyukai susu dengan berbagai rasa seperti coklat sehingga mengurangi kekerapan anak menetek.  Konsumsi makanan yang bergizi dan berkalori tinggi pada saat makan malam pun membuat anak merasa kenyang dan mengurangi keinginannya mencari ASI pada malam hari.
Sementara dalam mother led weaning, dibutuhkan kesiapan mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak bermain.  Bila memang sudah mantap untuk menyapi, lakukanlah dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam menyapih anak berpengaruh pada kesiapan si anak.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penyapihan
  1. Sapih anak dalam keadaan sehat, hindari saat anak sedang sakit, marah atau sakit.
  2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan.
  3. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten, jangan merasa bersalah karena waktu selama dua tahun sudah cukup.
  4. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai.
  5. Jangan menawarkan ASI atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh atau menangis.
  6. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.